Minggu, 09 Oktober 2016

Parameter 22 Item Test 2





1.  Pengukuran Tinggi dan Berat Badan


Kegunaan
Pengukuran terhadap tinggi dan berat badan diperlukan untuk mengetahui komposisi ideal tubuh atlet.  Komposisi yang ideal antara tinggi dan berat badan akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi.

Prosedur Pelaksanaan Tes

Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:

a.    berdiri tegak lurus;

b.    pandangan lurus ke depan;

c.    saat pengukuran berat badan, atlet menggunakan pakaian seminim mungkin. Bila perlu, berat badan terlebih dahulu dikurangi berat pakaian sebelum dihitung dengan rumus


Standar Berat Badan Ideal (Brocce Formula)

Berat badan = 90% (tinggi badan-100)

Batas kewajaran sebagai berikut:

Berat badan sebaiknya,
Paling berat              =          120% X (tinggi badan-100)
Paling ringan            =          80% X ( tinggi badan-100)

(Sumber: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud, 1996)
     
     
Alat yang digunakan terdiri dari:

a.    microtoise atau meteran yang sudah ditera;

b.    timbangan yang sudah ditera.

2.   Pengukuran Ketebalan Lemak


Kegunaan
Pengukuran untuk mengetahui tingkat ketebalan lemak tubuh ditujukan untuk mengestimasi dan memonitor, pertumbuhan, perkembangan, kematangan, dan perubahan komposisi tubuh.  Ketebalan dan konsentrasi penimbunan lemak juga berpengaruh terhadap keleluasaan gerak.

Prosedur Pelaksanaan Tes
Prosedur pelaksanaan tes adalah sebagai berikut:
a.    Kulit di tempat yang diukur dicubit dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga yang dicubit hanyalah lipatan kulit dan lemaknya, tanpa mengikutkan lapisan otot di bawahnya.

b.    Tangan kanan memegang skinfold caliper untuk menjepit lapisan kulit yang telah dicubit dengan tangan kiri. Dengan telah terjepitnya lapisan kulit dan lemak bawah kulit, skala yang ada pada skinfold caliper dapat dibaca berapa milimeter tebal lemaknya.

c.    Semua pengukuran dilakukan di tubuh bagian kanan dan pengukuran hendaknya dilakukan sebelum atlet melakukan aktivitas fisik.

Alat yang digunakan adalah:
a.    skinfold caliper
b.    norma.

Bagian tubuh yang diukur
a.   atlet usia 6 – 9 tahun: (triceps dan calf) lengan atas bagian belakang   dan betis;
b.   atlet usia di atas 9 tahun: (triceps dan subscapular) lengan atas bagian belakang dan di bawah tulang belikat.



 NORMA KETEBALAN LEMAK


LAKI-LAKI

Norma
Usia
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BAIK SEKALI
12
12
12
12
12
12
12
11
12
12
12
13
13
BAIK
14
14
14
15
14
14
14
13
13
14
14
14
15
CUKUP
16
17
18
21
17
18
17
17
17
17
17
17
18
KURANG
20
22
24
29
24
25
24
23
22
22
22
22
24
KURANG SEKALI
27
32
37
40
35
36
38
34
33
32
30
30
30
(Sumber: Morrow, Jackson, Disch & Mood, 2000)



PEREMPUAN

Norma
Usia
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
BAIK SEKALI
15
15
15
16
13
14
15
15
17
19
19
20
19
BAIK
18
18
19
20
16
17
18
19
20
23
22
23
22
CUKUP
21
22
24
26
20
21
22
24
26
28
26
28
27
KURANG
27
28
33
35
27
30
29
31
33
34
33
36
34
KURANG SEKALI
33
37
43
45
36
40
40
43
40
43
42
42
42
(Sumber: Morrow, Jackson, Disch & Mood, 2000)


3. Pengukuran Volume Paru-paru

Kegunaan
Pengukuran volume paru-paru dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kapasitas paru-paru untuk menghirup udara

Perkiraan Volume Paru-paru (Vital Capasity) Ideal


PEREMPUAN           : 2.500 – 4500 ml BTPS
LAKI-LAKI               : 3.000 – 6.100 ml BTPS
 



(Sumber: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud, 1996)

Prosedur Pelaksanaan Tes Volume Paru-paru
Prosedur pelaksanaan tes volume paru-paru adalah sebagai berikut:
a.    Atlet siap berdiri di hadapan spirometer, menarik napas sedalam-dalamnya, kemudian hidung dijepit.
b.    Tiupkan udara yang dihirup sekaligus ke dalam spirometer melalui corong yang telah dipegangnya. Usahakan jangan sampai ada udara yang bocor.
c.    Peniupan dilakukan dengan sekali tiupan, tanpa terputus.
d.    Hasil tiupan langsung dapat dibaca pada skala yang ada pada spirometer.

Alat yang digunakan adalah:
1.    spirometer yang diisi air;
2.    thermometer pencatat suhu air.



4. Pengukuran Kapasitas Maksimal Paru-paru

Kegunaan
Kapasitas pernapasan maksimal (KPM) merupakan salah satu unsur penting paru-paru. KPM adalah kemampuan seseorang untuk melakukan pernapasan yang cepat per menit.

Prosedur Pelaksanaan Tes KPM
Prosedur pelaksanaan tes KPM adalah sebagai berikut:
a.    Atlet siap di depan spirometer dengan hidung yang telah dijepit. Kemudian, atlet bernapas melalui mouth piece yang telah dipasangkan pada spirometer. Pastikan tidak ada unsur udara yang bocor.
b.    Selanjutnya atlet meniup sedalam dan sekuat tenaga dengan mengikuti irama metronom dengan kecepatan 120 x tiupan per menit.
c.    Selama beberapa detik, spirometer akan mencatat besarnya amplitudo gerakan pernapasan atlet.
d.    Ukuran KPM dapat dibaca pada spirometer.

NORMA KAPASITAS PERNAPASAN MAKSIMAL
LAKI-LAKI
No.
Norma
Nilai
Satuan Ukuran
1.
BAIK SEKALI
> - 154.41
L/BPTS*
2.
BAIK
128.65 – 154.40
L/BPTS
3.
SEDANG
107.57 – 128.64
L/BPTS
4.
KURANG
73.89 – 107.56
L/BPTS
5.
KURANG SEKALI
Sd – 73.88
L/BPTS
(Sumber: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud, 1996)


PEREMPUAN
No.
Norma
Nilai
Satuan Ukuran
1.
BAIK SEKALI
> - 154.41
L/BPTS*
2.
BAIK
128.65 – 154.40
L/BPTS
3.
SEDANG
107.57 – 128.64
L/BPTS
4.
KURANG
73.89 – 107.56
L/BPTS
5.
KURANG SEKALI
Sd – 73.88
L/BPTS
(Sumber: Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi, Depdikbud, 1996)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar