Untuk membantu mempermudah
kepemimpinan dalam kepelatihan ada beberapa istilah yang perlu diletahui karena
berhubungan dengan pengetahuan dasar-dasar kepelatihan antara lain:
Kepelatihan
adalah suatu konsep tentang upaya pembinaan sumber daya manusia sdm untuk
mencapai prestasi optimal dalam bidang khusus, pada konteks ini sasaran yang
ingiun dicapai adalah prestasi dalam bidang olahraga.
Pelatih
adalah suatu kegiatan yang merupakan upaya pembinaan sumber daya manusia untuk
mencapai prestasi optimal dalam bidang olahraga.
Pelatih
adalah orang yang memberikan bimbingan serta tuntunan kepada atlet agar dapat
tercapai prestasi yang optimal.
Melatih
adalah aktifitas pelatih dalam menyiapkan dan menciptakan situasi lingkungan
latihan sebaik mungkin dalam konteksnya dengan atlet dalam mentransformasikan
pengetahuan dan keterampilan olahraga, sehingga terjadi proses berlatih secara
efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tujuan latihan pada saat itu.
Berlatih
adalah suatu proses penyempurnaan kualitas atlet, yang dilakukan secara sadar
untuk mencapai prestasi optimal, khususnya pada bidang olahraga dan memberikan
keterampilan gerak secara ilmiah.
Atlet adalah orang yang
menjadi obyek dalam kegiatan pelatihan cabang olahraga yang ditekuni
1.
Definisi Pelatihan
Training sebagai proses
yang sistematis dari berlatih atau bekerja, yang dilakukan secara
berulang-ulang dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan atau pekerjaannya
(Harsono, 1988:101)
Rothig (1972) Pelatihan
adalah semua upaya yang mengakibatkan terjadinya peningkatan kemampuan dalam
pertandingan olahraga.
Harre (ed., 1982)
menjelaskan dalam pengertian luas, pelatihan olahraga adalah keseluruhan proses
persiapan yang sistematik bagi atlet untuk mencapai prestasi tinggi.
Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal,
menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah kesukar, teratur, dari
sederhana ke yang lebih komplek yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang
kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah.
2.
Tujuan Dan Ruang Lingkup Pelatihan
•
Tujuan utama latihan adalah untuk mengembangkan keterampilan dan performa
atlet.
• Tujuan latihan atau training adalah untuk membantu atlet meningkatkan
keterampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Untuk mencapai hal itu, ada
empat aspek latihan yang harus dilatih, yaitu (a) fisik, (b) teknik, (c)
taktik, dan (d) mental. (Harsono: 1988).
•
Tujuan umum latihan disamping memperhatikan faktor keselamatan dan kesehatan,
mencakup pengembangan dan penyempurnaan:
1. fisik secara multilateral
2. fisik secara khusus sesuai dengan cabor
3. teknik cabornya
4. taktik/strategi yang dibutuhkan
5. kualitas kesiapan bertanding
6. persiapan optimal olahraga beregu
7. keadaan kesehatan atlet
8. pengetahuan atlet
3.
Landasan Sistem Pembinaan Olahraga
a.
Pendidikan Jasmani dan organisasi olahraga Nasional,
yang di dalamnya mencakup program pendidikan di sekolah, rekreasi dan klub-klub
olahraga, dan struktur organisasi dalam kepemerintahan.
b.
Sistem latihan olahraga
4.
Komponen-Komponen Sistem Latihan
•
Komponen yang langsung mempengaruhi sistem latihan diantaranya: pelaksanaan
latihan; penilaian.
•
Komponen tidak langsung atau pendukung diantaranya: administrasi, kondisi
ekonomi, dan profesionalisme, serta gaya hidup masyarakat.
5.
Kondisi untuk Mencapai Standar Prestasi Tinggi
•
Alokasi dan kombinasi cabang olahraga yang tepat mengenai beban latihan.
Mencakup kegiatan berlatih dan bertanding.
•
Harus ada rasa saling percaya antara pelatih dan atlet atau timnya.
•
Pelatihan diarahkan sesuai dengan tuntutan spesifik suatu cabang olahraga.
•
Kemajuan prestasi berlangsung tidak dalam garis lurus yang menanjak.
A.
PRINSIP-PRINSIP LATIHAN
1. Prinsip aktif dan
kesungguhan berlatih
2. Prinsip perkembangan
menyeluruh
3. Prinsip spesialisasi
4. Prinsip individualisasi
5. Prinsip variasi latihan
6. Prinsip model dalam proses
latihan
7. Prinsip overload atau
penambahan beban latihan
1.
Pengertian Latihan
Latihan adalah suatu proses berlatih yang berencana, menurut jadwal,
menurut pola dan sistem tertentu, metodis, dari mudah kesukar, teratur, dari
sederhana ke yang lebih komplek yang dilakukan secara berulang-ulang dan yang
kian hari jumlah beban latihannya kian bertambah.
2.
Tujuan Latihan
Olahraga Prestasi Tujuan latihannya adalah untuk meningkatkan prestasi
semaksimal mungkin.
Olahraga Rekreasi Tujuan latihannya adalah pengisian waktu luang.
Olahraga Kesehatan Tujuan latihannya adalah meningkatkan atau memelihara
derajat sehat statis atau pun sehat dinamis.
Olahraga Pendidikan Tujuan latihannya adalah disesuaikan dengan tujuan
kurikulum.
3.
Prinsip-Prinsip Latihan
1.
Lama latihan
2.
Volume latihan
3.
Intensitas latihan
4.
Kualitas Latihan
5.
Beban Lebih (Overload)
6.
Perkembangan Menyeluruh (Multilateral)
7.
Spesialisasi
8.
Individualisasi
4.
Lama Latihan
Lama latihan
adalah jumlah waktu yang dipakai untuk latihan. Misalnya kita latihan dari jam
14.00 sampai jam 17.00, berarti lama latihan adalah 3 jam.
Yang harus
diperhatikan: “. . . as soo as bad features creep into the performance, that
particular practice must stop.” (Thomas: 1970).
5.
Volume Latihan
Volume latihan
adalah jumlah waktu yang dipakai aktif selama latihan. Misalnya kita latihan
dari jam 14.00 sampai jam 17.00, jumlah istirahat selama latihan adalah satu
jam.
Rumusnya adalah
VL = WA –
WI jadi VL = 180’ – 60’
VL = 120’
6.
Intensitas Latihan
Berat atau
ringannya beban latihan yang diberiakan oleh pelatih.
Cara menghitung
intensitas latihan menurut teori Katch dan Mc Ardle (1983):
DNM = 220 – Umur (dalam
tahun)
Takaran intensitas
latihan untuk olahraga prestasi adalah 80% - 95%
7.
Kualitas Latihan
Latihan yang
berkualitas adalah latihan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan atlet, dan
apabila koreksi-koreksi yang konstruktif sering diberikan, apabila pengawasan
dilakukan sampai ke detail-detail gerakan, dan apabila prinsip overload
diberikan.
Don’t practice
makes perfect, but only perfect practic makes perfect.
8.
Beban Lebih (Overload)
Latihan yang
diberikan haruslah lebih berat dari kemampuan yang dimiliki oleh atlet
tersebut.
Harsono (1988)
mengatakan: “berapa lama pun kita berlatih, betapa sering pun kita berlatih,
atau sampai bagaimana capik pun kita mengulang-ngulang latihan tersebut, kalau
tidak menerapkan prinsip beban lebih maka peningkatan prestasi tidak akan dapat
dicapai.”
9.
Perkembangan Menyeluruh (Multilateral)
Meskipun seseorang
pada akhirnya mempunyai satu spesialisasi keterampilan, sebaiknya pada permulaan
berlatih dia dilibatkan dalam berbagai aspek kegiatan hal ini dilakukan agar
kelak pada masa spesialisasi mempunyai dasar-dasar yang kokoh.
The multilateral
principle should be employed mostly when training children and junior (Bompa,
1994).
10.
Spesialisasi
Spesialisasi
berarti mencurahkan segala kemampuan, baik fisik maupun psikis pada satu cabang
tertentu.
Ozolin dalam
(Bompa,1988) mengungkapkan: “agar aktivitas-aktivitas motorik yang khusus
mempunyai pengaruh yang baik terhadap latihan, maka latihan harus didasarkan
kepada dua hal:
a)
Melakukan latihan-latihan yang khas bagi cabang
olahraga spesialisasi tersebut;
b)
Melakukan latihan-latihan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan biomotorik yang dibutuhkan oleh cabang olahraga tersebut”.
11.
Individualisasi
Tidak ada dua
orang yang rupanya persis sama, dan tidak ada pula dua orang yang secara fisiologis
dan psikologis persis sama.
Kemampuan usaha
alet ditentukan oleh:
1.
Usia biologis dan kronologis atlet
2.
Pengalaman dalam melakukan olahraga
3.
Kemampuan kerja dan prestasi individu
4.
Status kesehatan
5.
Kegiatan diluar latihan
Fungsi Dan Peran Pelatih:
1.
Sebagai perencana (planner) dengan cara mengawali
membuat program latihan baik jangka pendek dan jangka panjang.
2.
Sebagai seorang pemimpin (leader)semua tindak tanduk
sebagai figure yang digugu dan ditiru, dan bilamana perlu mengadakan diskusi
dengan atletnya
3.
Sebagai teman (friend);pada saat proses pelatihan
seorang pelatih berlaku sebagai pemimpin, sedangkan pada saat diluar latihan
seorang pelatih bertindak sebagai teman.
4.
Sebagai seorang yang selalumau belajar (learner);
pelatih tidak boleh merasa puas dengan kemampuan yang dimiliki atletnya pada
saat itu, namun secara aktif harus mengikuti dan mempelajari hal-hal yang baru,
karena dengan belajar akan makin banyak hal yang diketahui
5.
Kewajaran; dalam memilih target seorang pelatih jangan
memaksakan target yang muluk-muluk realistis dengan kemampuan atletnya.
Tugas Pelatih:
1.
Mencari bibit atlet berbakat
2.
Menyusun rencana/ program latihan
3.
Melaksanakan kepelatihan
4.
Mengevaluasi latihan
Tingkah Laku Pelatih:
1.
Disiplin waktu
2.
Memiliki kesehatan jasmani yang baik
3.
Memiliki kesegaran jasmani yang tinggi
4.
Stabil dan matang (dewasa)
5.
Merupakan bagian dari atletnya.
Kepemimpinan Pelatih Yang Baik
Menurut Mc Kinney (1975) pelatih
yang baik mempunyai kemampuan:
© Membantu atlet dalam mengaktuailisasikan potensinya
©
Dalam membentuk tim didasarkan pada keterampilan
individu yang telah diajarkan
©
Memiliki pengetahuan dan keterampilan yang seimbang
©
Mampu menyesuaikan tingkat intelektual dengan
keterampilan neuro maskuler atletnya
©
Mampu menerapkan prinsip-prinsip ilmiah dalam
membentuk kondisi atlet
©
Lebih mementingkan unsur pendidikan secara utuh, baru
kemudian unsur kepelatihan
©
Tidak menyukai kekalahan, namun tidak mencari
kemenangan dengan berbagai cara yang tidak fair
play.
©
Mempunyai kemampuan untuk mengendalikan diri kearah
penyimpangan profesinya
©
Mampu menyatakan bahwa keberhasilannya adalah kerja
tim kepada media komunikasi
©
Selalu disegani dan dihormati oleh atlet dan
teman-temannya
©
Memiliki dedikasi yang tinggi terhadap profesinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar